Sahabat, Betapa banyak konflik rumah tangga terjadi karena masing-masing pihak baik itu suami atau istri sibuk saling menuntut.
Si istri sibuk menuntut untuk dimengerti suami, sedang sang suami sibuk menuntut untuk ditaati istri.
Lalu apakah keinginan dari masing-masing pihak akan tersalurkan dengan cara saling menuntut seperti itu?
Yang akan terjadi bisa jadi hanya lingkaran setan konflik saja, atau
jika akhirnya terlaksana tuntutannya hanya melahirkan kondisi ketidak
ikhlasan, dimana ini lah salah satu sumber bom waktu di kemudian hari.
Jadi bagaimana ya... ??Apakah kita tidak boleh meminta hak kita kepada pasangan?
Wah... Tentu saja boleh, karena disitulah fungsinya pernikahan yaitu
melengkapi ruang kosong yang ada pada diri, jangan membiarkan ruang
kosong ini tetap kosong, karena kekosongan itu membuka peluang pondasi
rumah tangga akan melapuk di kemudian hari. Jadi... berusaha terus
mengkondisikan pasangan agar dapat mengisi ruang kosong yang ada pada diri kita.
Lalu bagaimana caranya membuat pasangan mampu mengisi ruang kosong yang ada pada diri kita?
Yaa... penuhilah kebutuhan kita itu dengan cara "menuntun" bukan "menuntut".
Karena dengan cara menuntun, pasangan akan merasa diterima harga
dirinya, sekaligus dibuat percaya diri bahwa dirinya mampu membahagiakan
pasangannya. Karena fitrah sejatinya seorang istri adalah ingin taat
pada suaminya, dan fitrah sejatinya suami adalah ingin mengayomi istri.
Wah... subhanallah ya, ternyata fitrah sejati pasangan suami istri itu
sebenarnya ingin saling membahagiakan satu sama lain, namun karena tidak
paham caranya akibatnya hanya konflik saja yang terjadi.
So... mari kita terus belajar menuntun pasangan paham apa keinginan
kita, dan berhentilah untuk terlalu banyak menuntut. Dan kemampuan
menuntun dengan penuh kesabaran hanya bisa didapat saat kita punya
keinginan untuk menuntun diri kita dalam memahami pasangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar